Minggu, 25 September 2016

KENALI PENYAKIT TOKSOPALSMOSIS, APAKAH ITU ?



Toksoplasmosisadalah infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh parasit Toxoplasma gondii (T. gondii), yang keberadaannya cukup umum di seluruh dunia. Orang dewasa dengan tingkat kesehatan baik mungkin tidak memerlukan perawatan medis apa pun untuk sembuh dari serangan toksoplasmosis.

Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko toksoplasmosis menjadi gangguan kesehatan serius, yaitu: 
  1. Sedang hamil.
  2. Mengonsumsi obat steroid atau imunosupresan.
  3. Mengidap HIV/AIDS.
  4. Sedang menjalani kemoterapi.


Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Toksoplasmosis memiliki beberapa gejala umum, yaitu:

  1. Pada manusia sehat, yaitu demam tinggi, nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening.
  2. Pada ibu hamil, menyebabkan gangguan kehamilan seperti keguguran, kelahiran mati, atau toksoplasmosis kongenital yang menimbulkan kerusakan otak, hilang pendengaran, dan gangguan penglihatan pada bayi pada saat atau beberapa bulan atau tahun  setelah dilahirkan.
  3. Pada penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, gejala infeksi toksoplasmosis adalah sakit kepala, kebingungan, kurangnya koordinasi tubuh, kejang, kesulitan bernapas, dan gangguan penglihatan.

Infeksi toksoplasmosis disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit ini bisa menginfeksi mayoritas hewan dan burung. T. gondii bisa ditemukan pada kotoran kucing yang terinfeksi, serta daging binatang yang terinfeksi.
Karena parasit T.gondii hanya bisa berkembang biak pada kucing liar dan peliharaan, maka hewan tersebut menjadi inang utama darinya. Namun, kucing-kucing yang terinfeksi parasit T. gondii biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu.
Parasit ini mampu bertahan sampai beberapa bulan hidup di tanah atau air. Ada beberapa cara parasit T. gondii masuk ke tubuh manusia, yaitu:
  1. Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang tidak dicuci atau minum air yang terkontaminasi kotoran kucing.
  2. Memasukkan tangan yang terkontaminasi tanah atau kotoran kucing ke mulut.
  3. Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
  4. Menggunakan peralatan yang telah terkontaminasi dengan daging yang terinfeksi, seperti pisau, gunting, dan  talenan bekas daging mentah terinfeksi.
  5. Meminum susu kambing mentah yang terinfeksi  atau produk yang terbuat darinya.
Pengobatan
Kebanyakan kasus toksoplasmosis hanya digolongkan sebagai sakit ringan dan tidak memerlukan adanya perawatan medis. Penderita umumnya bisa pulih total tanpa komplikasi.
Untuk mengobati toksoplasmosis akut pada penderita yang mempunyai gangguan kekebalan tubuh, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat yaitu pyrimethamine dan sulfadiazine. Perawatan medis dibutuhkan hanya pada kondisi seperti berikut:
  1. Terkena komplikasi toksoplasmosis.
  2. Sedang dalam masa kehamilan.
  3. Bayi terbukti terinfeksi toksoplasmosis sebelum atau sesudah lahir.
  4. Mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.
Pada ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis, jika janin belum terkena infeksi, maka dokter akan memberikan antibiotik spiramycin. Jika janin sudah tertular toksoplasmosis, maka dokter biasanya akan meresepkan pyrimethamine dan sulfadiazine.
Pyrimethamine dan sulfadiazine biasanya juga digunakan untuk menangani bayi dengan toksoplasmosis kongenital, sebab bisa mengurangi risiko gangguan kesehatan jangka panjang. Akan tetapi, pengobatan ini tidak bisa memperbaiki kerusakan akibat toksoplasmosis yang sudah terjadi. Jadi biasanya tetap akan ada gangguan yang bersifat jangka panjang dan kambuhan.
Untuk menangani infeksi toksoplasmosis pada penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, umumnya dokter memberikan obat trimethoprim and sulfamethoxazole untuk mencegah berkembangnya gejala-gejala toksoplasmosis. Hal ini karena pada penderita yang bersifat karier, parasit tetap berada di dalam tubuh penderita dalam keadaan tidak aktif. Ketika kekebalan tubuh menurun, parasit akan aktif kembali dan menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.
Jika sistem kekebalan tubuh sudah kembali normal, maka pengobatan bisa dihentikan. 
Sumber : 
Subekti, Didik T. 2005. Perkembangan Kasus Dan Teknologi Diagnosis Toksoplasmosis. Yogyakarta: Fkh Ugm. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/ lkzo05-41.pd