Jumat, 23 September 2016

APA ITU DEABETES MELITUS ?



Diabetes Melitus juga di definisikan sebagai keadaan hiperglikemia kronik yang ditandai oleh ketiadaan absolute insulin atau intensivitas sel terhadap insulin disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskope electron (Sukarmin, 2008).
 Luka diabetes ( diabetic ulcers) sering kali disebut diabetics foot ulcers, luka neuropati, luka diabetik neuropath (Maryunani, 2013). Luka diabetes atau neuropati adalah luka yang terjadi pada pasien yang diabetik melibatkan gangguan pada saraf perifer dan otonomik ( Suriadi, 2004). 
Luka diabetes adalah luka yang terjadi pada kaki penderita diabetes, dimana terdapat kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi (Maryunani, 2013).
 Menurut Smeltzer dan Bare (2009), penyebab dari diabetes melitus adalah:
1.    Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a.    Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA(Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b.    Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c.    Faktor lingkungan
 Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pankreas.

  1. Cuci bagian luka pada kaki termasuk bagian kaki lainnya dengan air hangat dengan sabun antiseptik.
  2. Keringkan dengan kain lembut secara perlahan dan pastikan semua bagian kaki telah dilap hingga kering. Perhatikan juga bagian sela sela jari kaki yang biasanya terlewatkan. Kelembaban pada daerah kaki dapat memicu timbulnya infeksi jamur dan bakteri lainnya.
  3. Anda dapat mengoleskan pelembab untuk mencegah kekeringan, namun demikian sebaiknya bagian sela sela jari kaki jangan diolesi pelembab.
  4. Anda tidak disarankan merendam kaki anda karena dikawatirkan menimbulkan kelebaban.
Seperti diketahui bahwa pembusukan identik dengan kelembaban, maka oleh karena itu selalu perhatikan permukaan kulit kaki anda. Jika terjadi keadaan seperti berikut : kaki melepuh, kulit kaki pecah pecah, kuku rapuh, perubahan warna kulit, maka sebaiknya cepat hubungi dokter anda. Meskipun demikian anda tetap disarankan untuk memotong kuku jari kaki jika telah panjang, namun harus tetap waspada dan hati hati jangan sampai terluka.

SUMBER :

Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu. H. 69 – 90.
Maryunani, Anik. (2013). Perawatan Luka (Modern Woundcare) Terlengkap dan Terkini. Jakarta : In Media
Smeltzer C. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC