Diabetes Melitus juga di definisikan sebagai
keadaan hiperglikemia kronik yang ditandai oleh ketiadaan absolute insulin atau
intensivitas sel terhadap insulin disertai berbagai kelainan metabolic akibat
gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskope electron (Sukarmin, 2008).
Luka diabetes ( diabetic ulcers) sering kali
disebut diabetics foot ulcers, luka neuropati, luka diabetik neuropath
(Maryunani, 2013). Luka diabetes atau neuropati adalah luka yang terjadi pada
pasien yang diabetik melibatkan gangguan pada saraf perifer dan otonomik (
Suriadi, 2004).
Luka diabetes adalah luka yang terjadi pada kaki penderita diabetes,
dimana terdapat kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak
terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi (Maryunani, 2013).
Menurut Smeltzer
dan Bare (2009), penyebab dari diabetes
melitus adalah:
1.
Diabetes
Melitus tergantung insulin (DMTI)
a.
Faktor
genetic
Penderita diabetes tidak
mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau
kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic
ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA(Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab
atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b.
Faktor
imunologi
Pada diabetes tipe I
terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal
dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c.
Faktor
lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi
sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau
toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi
sel β pankreas.
- Cuci bagian luka pada kaki termasuk bagian kaki lainnya dengan air hangat dengan sabun antiseptik.
- Keringkan dengan kain lembut secara perlahan dan pastikan semua bagian kaki telah dilap hingga kering. Perhatikan juga bagian sela sela jari kaki yang biasanya terlewatkan. Kelembaban pada daerah kaki dapat memicu timbulnya infeksi jamur dan bakteri lainnya.
- Anda dapat mengoleskan pelembab untuk mencegah kekeringan, namun demikian sebaiknya bagian sela sela jari kaki jangan diolesi pelembab.
- Anda tidak disarankan merendam kaki anda karena dikawatirkan menimbulkan kelebaban.
Seperti diketahui bahwa pembusukan
identik dengan kelembaban, maka oleh karena itu selalu perhatikan permukaan
kulit kaki anda. Jika terjadi keadaan seperti berikut : kaki melepuh, kulit
kaki pecah pecah, kuku rapuh, perubahan warna kulit, maka sebaiknya cepat
hubungi dokter anda. Meskipun demikian anda tetap disarankan untuk memotong
kuku jari kaki jika telah panjang, namun harus tetap waspada dan hati hati
jangan sampai terluka.
SUMBER :
Sukarmin. 2008. Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas.
Yogyakarta: Graha Ilmu. H. 69 – 90.
Maryunani,
Anik. (2013). Perawatan Luka (Modern Woundcare)
Terlengkap dan Terkini. Jakarta : In
Media
Smeltzer C. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Smeltzer C. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC